CINTAI BELAHAN JIWA ( Cerita Indah Tanpa Tendensi untuk Difabel dan Orang Dengan Gangguan Jiwa)

CINTAI BELAHAN JIWA ( Cerita Indah Tanpa Tendensi untuk Difabel dan Orang Dengan Gangguan Jiwa)

Undang-undang nomor 8 tahun 2016 menyatakan bahwa perlu diwujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi. ODD adalah orang dengan disabilitas, kondisi disabilitas yang terjadi bisa bermacam macam dan penyebabnya pun beragam juga. Kondisi disabilitas seringkali menghambat ODD dalam memperoleh kesehatan yang maksimal, kesetaraan dalam bermasyarakat, bahkan kesempatan dalam memperoleh pekerjaan. ODGJ dan ODD adalah kelompok yang perlu support agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik

Area Imogiri adalah area rawan gempa, gempa besar pada tahun 2006 saja dampaknya masih ada hingga sekarang diantaranya penyandang disabilitas karena kehilangan kaki atau tangan, pada tahun tersebut karena area Imogiri didatangi oleh para relawan, saat itu pulalah para ahli yang datang mulai menemukan banyak ODGJ yang memiliki gejala tetapi tidak diobati. Jika dilihat secara global, berdasarkan data Riskesdas 2018 prevalensi rumah tangga dengan anggota rumah tangga gangguan jiwa skizofrenia/psikosis di Indonesia terdapat 7 per 1000 penduduk. Yogyakarta menduduki peringkat kedua di Indonesia dengan prevalensi 10,67 per 1000 penduduk, sedangkan Kabupaten Bantul 5,73 per 1000 penduduk. Hasil Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di wilayah Puskesmas Imogiri II tahun 2020 terdapat 48,68% dari 76 keluarga yang mempunyai anggota keluarga ODGJ yang belum berobat sesuai standar.

Program puskesmas awalnya masih hanya seputar memeriksa pasien yang datang ke puskesmas, tetapi dengan perkembangan waktu mulailah puskesmas melakukan Inovasi Inovasi dan pembaharuan program agar manfaat yang dirasakan oleh masyarakat lebih banyak dan lebih luas. Inovasi puskesmas imogiri II ini adalah CINTAI BELAHAN JIWA. Inovasi ini adalah program invovasi yang bermanfaat bagi ODGJ, ODD serta caregiver. Caregiver adalah keluarga atau orang terdekat yang membantu ODGJ dan ODD. Program ini bertujuan untuk mendorong naiknya kekuatan sumber daya manusia dan inovasi dalam bidang keberhasilan pengobatan dan menaikkan tingkat  kemampuan para caregiver. Program ini juga memberikan percikan awal dan jalan agar  kepada para caregiver yang berhasil menciptakan solusi-solusi inovatif dalam peningkatan sumber daya manusia di Indonesia.

Program ini terdiri dari beberapa kegiatan baik di dalam gedung puskesmas maupun datang langsung ke lokasi sasaran seperti 

1. Screening, pendataan, dan pembinaan
2. Terjun langsung ke masyarakat dan telemedicine
3. Tim khusus bagi ODGJ yang rawat diri kurang dengan kolaborasi dengan salon dan relawan sekitar. 
4. pelatihan caregiver
5. meningkatkan keberhasilan pengobatan dengan teknik pengobatan tidak semua oral tetapi sebagian yang tingkat kepatuhan rendah diganti dengan injeksi, 
6. Pendampingan sistem rujukan baik saat jam kerja maupun diluar jam kerja puskesmas.
7. kegiatan kelompok. 
8. Perawatan luka dengan sistem tim datang ke rumah ODD yang mengalami paraplegi baru agar dapat melakukan setting kondisi rumah dan mengajari perawatan luka dekubitus. Dalam Tim tersebut mengajak paraplegi lama yang sudah stabil untuk memberikan support psikologis dan latihan mobilisasi gerak sesuai kondisi. 
9. Pendampingan pembentukan wadah berkegiatan bagi ODD. 

Setiap kegiatan memiliki langkah yang berbeda tetapi tetap satu sistem terkait dan berkesinambungan

Teknik ini berhasil meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan kualitas pelayanan publik di imogiri II. Para ODGJ terdeteksi dini, meningkat kepatuhan minum obat, jarang mengalami kekambuhan. Kader dan caregiver mendapat diberikan pelatihan, program kegiatan, dan kesempatan selalu menghubungi pihak puskesmas disaat membutuhkan bantuan. Para ODD terdeteksi dini, lebih cepat mendapat penanganan, dan setelah stabil lebih cepat menjalani rehabilitasi baik secara kesehatan jasmani, , kehidupan sehari hari sehingga bisa segera bekerja menyesuaikan keterbatasan yang ada.