TEMU IRENG (Temukan dan Investigasi TB Bareng - bareng)

Di Puskesmas Imogiri II, Penemuan kasus TBC BTA (+) tahun 2021 terdata sebanyak 4 kasus, menurun jika dibandingkan dengan tahun 2020 dan tahun 2019 yang terdata sebanyak 7 kasus, lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebanyak 5 kasus, menurun angkanya jika dibandingkan dengan tahun 2017 sebanyak 6 kasus.Untuk pasien yang diobati pada tahun 2021 terdata sebanyak 8 pasien, lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 10 pasien,  dan juga lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebanyak 16 pasien. 

Case Detection Rate (CDR) tahun 2021 tercatat sebesar 12,9 %, angkanya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 22,58 %, dan tahun 2019 mencapai 38%. Juga menurun jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang tercatat 23,8%, dan turun jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang tercatat 28,5 %. Angka ini masih jauh dari target sebesar 70%. Laporan Hasil Pengendalian Penyakit Tuberkulosis (P2TB) di wilayah Puskesmas Imogiri II tahun 2017 - 2021 

 Dari hasil PKP Puskesmas Imogiri II tahun 2021 skor capaian target adalah 10% (36 kasus) dari target 80% dengan jumlah sasaran tahun 2021 adalah 363 kasus. Sedang tahun 2022 sampai dengan Bulan September adalah 72 kasus (17,2% dari 418 target Dinas Kesehatan). Di Puskesmas Imogiri II Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) belum rutin dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat pada data Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) di aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) yang menujukkan belum adanya laporan pemberian TPT di Puskesmas Imogiri II.

Di Puskesmas Imogiri II sendiri penemuan kasus tuberkulosis tahun 2020 sebanyak 45 pasien (13,6% dari 331 kasus target Dinas Kesehatan), pada tahun 2021 sebanyak 102 kasus (28% dari 363 kasus target Dinas Kesehatan) capaian dan tahun 2022 sampai dengan Bulan September adalah 72 kasus (17,2% dari 418 taget Dinas Kesehatan). Ini menunjukkan angka penemuan kasus TB di Puskesmas Imogiri II masih belum memenuhi target capaian dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sehingga dibuatlah gerakan TEMU IRENG (Temukan TB Sareng-Sareng) sebagai upaya untuk meningkatkan capaian penemuan kasus suspek TB di Puskesmas Imogiri II. 

Gerakan TEMU IRENG meliputi kegiatan pembentukan tim TOSS TB,  pembuatan SOP skrining TB, Pembuatan Poli khusus TB, pembuatan register kesehatan digital suspek TB, pelatihan kader dan guru sekolah, edukasi stigma TB, Skrining aktif TB, home visit dan investigasi kontak TB, skrining balita stunting, skrining suntik mantoux tes, pemberian TPT (Terapi Pencegahan TB), pendampingan dan pemantuan minum obat (PMO) pasien TB Resisten Obat, pasien TB, pasien TPT (Terapi Pencegahan TB)

Hasil gerakan tersebut meningkatkan angka capaian suspek Tuberkulosis di Puskesmas Imogiri II. Pada triwulan 4 tahun 2022 angka suspek tuberkulosis meningkat sebanyak 155 kasus dibandingkan triwulan 1 (15 kasus), triwulan 2 (16 kasus) dan triwulan 3 (40 kasus). Dengan meningkatnya penemuan kasus terduga/suspek, terjadi peningkatan pula pada kasus terkonfirmasi/positif TB sebanyak 4 orang di triwulan 4 dibandingkan triwulan 1 (2 kasus), triwulan 2 (1 kasus) dan triwulan 3 (2 kasus).

     Temu Ireng merupakan inovasi kategori pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang membantu pencapaian target                   suspek TBC. Peningkatan kemandirian masyarakat memegang peranan:

  1.   Penjaringan dan pelacakan suspek/kontak sehingga meningkatkan angka penemuan penderita TBC
  2. Pendampingan Minum obat (PMO) dan pengambilan obat TBC, pendampingan suspek/penderita dalam pemeriksaan dahak, menemukan dan mengenali gejala efek samping obat, melakukan pelacakan penderita TBC Mangkir sehingga berperan membantu konversi /kesembuhan penderita TBC.
  3. Meminimalisir  faktor resiko penularan dengan peningkatan pengetahuan masyarakat dan memberi dukungan moral pada penderita TBC maupun keluarga guna mengikis stigma buruk dan diskriminasi TBC.

   Implementasi didukung Kader, tokoh agama/masyarakat serta pemangku kepentingan. Program inovasi Temu  Ireng mengajak                kader, tokoh agama/masyarakat dan pemangku kepentingan untuk bergerak memantau warga sekitar yang batuk guna menjaring        suspek/kontak, Pemantaun Minum Obat, Sosialisasi kepada masyarakat/kader/guru sekolah, tokoh agama/masyarakat mendukung      secara moral dan membantu pelaksanaan sesuai kapasitas dan kemampuannya. Pemangku kepentingan memfasilitasi masyarakat     menjalankan inovasi ini. Jadi dalam inovasi ini  masyarakat merupakan target sekaligus pelaku penentu keberhasilannya.



 

Berkas

Nama Berkas Tanggal Unggah
PEDOMAN-PROGRAM-TEMU-IRENG.pdf 24 Juli 2023 09:27