Kanker serviks di Indonesia menjadi masalah besar dalam pelayanan kesehatan karena kebanyakan pasien datang pada stadium lanjut. Hal ini diperkirakan akibat program skrining yang masing kurang. Perempuan yang berisiko terkena kanker serviks adalah usia diatas 30 tahun, dengan puncak usia tersering adalah 45-54 tahun dengan riwayat multipara. Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan reproduksi dan melakukan papsmear secara rutin bagi kelompok berisiko. Diharapkan dengan adanya program deteksi dini kanker serviks melalui metode pemeriksaan IVA di wilayah kerja puskesmas ngegong ini dapat membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan organ reproduksi serta mencegah terjadinya progresifitas penyakit jika ditemukan gejala awal dari kanker serviks .


Inspeksi Visual   Asam Asetat ( IVA ) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker dengan sensitifitas sekitar 66-69 % dan spesifitas sekitar 64-98 %. Sedangkan nilai prediksi positif dan nilai prediksi negative masing-masing antara 10-20 % DAN 92-97 %. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat serta dapat dilaksanakan selain dokter ginekologi.
Tujuan pemeriksaan IVA adalah untuk mengurangi morbiditas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan untuk mengetahui kelainan pada leher rahim.
 
 

Berkas
FLYER-IVA.pdf